Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kisah Menuliskan Seluruh Iba dalam Sepotong Kasih Sayang

14 Oktober 2020   06:21 Diperbarui: 14 Oktober 2020   06:50 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepenggal kisah berdurasi sekedipan mata, menajamkan rasa melalui pancaran netra mengulik lusinan peristiwa. Sakit yang meraung di kolong jembatan, rintih rasa lapar di bungkus dingin malam, perih terlunta dalam kerumunan jagat raya. Terbaca tanpa perlu bersusah payah, menyentuh batin tanpa harus menunggu kabar dari angin.

Rasa iba. Sekilas pernah singga dalam wadag manusia, bertahtah dalam nurani sungai putih berair jernih, bermula dari rasa, mengaliri segenap kesucian sebagai manusia, berakhir dengan memuncaki kesadaran "akulah hamba ALLAH yang di ciptakan sebagai khalifah cinta dan kasih sayang".

Adakah rasa iba itu masih ada? Benarkah percikan cinta dari yang maha mencintai masih kita pelihara? Ataukah kita telah menjadi mahluk dungu penyembah ketamakan yang tak berperasaan.

Jawabanku dan jawabanmu, biarlah menggenangi cerita rapuhnya dunia hingga akhir masa.

****

Bagan batu, 14 oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun