Memulai. Wahai angin, teman setia mengitari pagi yang dingin. Hendak engkau bawa kemana laju hayal rumput kering menapaki matahari, bergerombol dalam serpihan mimpi mengusap pagi, mengantarkan jejak seorang penunggang harap mendaki tinggi puncak duniawi.
Pertengahan. Lenguh napas di dera keringat menghempas, satu dua percikan cita di bawah terik sang surya, menghebat. Badai berpesta di ambang singgasan, putri-putri tetes angin menari mencabik-cabik batin.
Berakhir. Wahai porak-poranda menjelma, titipkanlah sekedar syair duka cita membelah raga, nyanyikan dengung darah tertumpah selaksa ria. Akhirilah......
Bagan batu, Juni 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI