Gerimis memantik hati. Memercikan tetes memori tentang pertemuan, memuncaki hayal betapa indah bergandengan tangan, dalam taman bunga swargaloka, dalam rindangnya pelita asmara, dalam ranumnya sari bahagia.
Gerimis ini masih dengan ritme yang sama, mengusung syair belahan jiwa memuncak rasa, bergelayut manja segala cipta lambungkan asa. Terpana jiwa di rangsang gelora, terhanyut raga tenggelam kecipak  alunan nyanyi jiwa.
"Menarilah bersama tetes gerimis pertama, biarkan rintiknya mengelus lembut semua raga, kelembutan jari lentik para dewi bak menyertai tetes demi tetes, membelai lembut gemulai rasa."
Kelopak mawar menguarkan harum, tersenyum malu pada simpul kesyahduan membelenggu, tersandera pada nikmat mengunci naluri tinggi. Meraung kecil di sudut terpencil, betapa dahsyat gerimis putih tetap memanggil.
Bagan batu, gerimis di bulan juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H