Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Jurang Tebing Terjal

28 Mei 2020   07:29 Diperbarui: 28 Mei 2020   07:21 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurang tebing terjal di jangkauan pukul 3.36 wib pagi hari. Kabut masih merasuki alam mimpi, dedaunan sesekali menggeliat di pangkuan embun pagi. Sesekali yang mewakili hayal tingkat tinggi, sesekali yang memenuhi hasrat berdamai dengan keinginan menata persediaan bekal hari.

Sebentar lagi. Dalam hitungan detik yang melambung membentuk ilusi, dahan cemara menari dalam ritme maestro bermain koreografi. Kadang meliuk mempertunjukan kelenturan diri, kadang melompat dengan semburan energi yang tak bertepi. Sejurus kemudian terdiam dalam tapa berdimensi spiritual mumpuni, meningglkan jati diri yang di penuhi tepuk tangan puja dan puji.

Jejak tapak kaki di tanah keras tak berpori, arah melintang memunggungi jurang tebing terjal terus mendaki. Menerobos kabut yang memutih, menyibak onak duri bermaksud merintangi, hingga akhir pencarian di putuskan dalam sepi dan sendiri. Benar-benar sendiri.

Bagan batu, di penghujung mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun