Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sandal Jepit

10 Mei 2020   06:30 Diperbarui: 10 Mei 2020   06:35 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah menua di makan usia, wajah manis hilang berganti amis, warna kulit pudar di himpit telapak kaki. Menjerit pun tak di tanggapi, menangis pun hanya seumpama gerimis, romantis di awal terlupakan kemudian.

Berkongsi dalam kehinaan, melupakan sejurus setelahnya. Pengorbanan hanya di pandang sekelebatan, kesetiaan hanya bergaris tipis di ingatan. Kapan pertama bersama, kapan seringkali mencampakanya.

Hanya hamba bagi pemiliknya, hanya menunggu titah sang penguasa. Tak pernah meminta melebihi yang tercipta, tidak meronta walau waktu adalah derita. Lima dasawarsa aku belajar keikhlasanya, namun setetes hikma belum mampu menandingi derajatnya.

Bagan batu, Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun