Setiap melintasi, jalan bertrotoar lebar itu seakan menyempit, lalu lalang kendaraan sekerika terhenti. Aku berjarak sekian hasta dari dirimu, mencium aroma wewangian lavender dalam bungkus melati. Sentuhan parfum aneh menurutku, tapi ku suka karenamu.
Engkau tersenyum dalam samar, hingga manis senyumu ku jumpai di setiap jengkal trotoar. Jilatan lampu jalan menyapu lembut rona merah wajahmu, Â menjadikan malam yang baru di mulai semakin berarti. Setidaknya untuk hayalku sendiri.
Entah sudah berapa kali kita bertemu, entah sudah berapa senyuman ku bekalkan untuk mimpi tidurku. Hanya itu yang tercipta dari kejadian, hanya itu yang mampu kita hadirkan di serambi malam.
Aku tidak menyesal, walau engkau tetap berpayung hitam di setiap malam, seperti keremangan malam yang hendak menyembunyikan, aku bahagia bisa menatapmu walau tanpa mengenalmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI