Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kesendirian Menabalkan Sunyi Memahkotai Hati

6 Mei 2020   21:07 Diperbarui: 6 Mei 2020   21:03 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam diam engkau melukis cakrawala, memahatkan ribuan aksara bermandi cahaya, mengisahkan pengembaraan hati, menggambarkan indahnya pertemuan di kala senja. Tak terlewat satu kisah, kecuali engkau menjadi peran utamanya. Tertawa dalam mahligai bahagia, menangis tersedu tatkala hati di rajam sumpah.

Dengan sunyi engkau menikmati, dalam sendiri engkau memahami, riuh-rendah pujian laksan kilat menyambar penglihatan, tawa yang terbahak bak fatamorgana yang segera usang, tangis hanya permainan air mata hendak meraja. Segala telah fana, yang tersisa hanya sendiri di bungkus masa.

Dalam lorong-lorong sepi engkau melayang bak bayangan, melintasi lautan tepuk tangan tak berkesudahan, menerjang gelombang sanjungan yang menjulang, sebelum akhirnya sepi dan kesendirian mendudukanmu di singgasana tak bersuara, tak berupa, tak kasat mata.

Kesendirian teman sejati dalam sepi,sunyi mengiringi dengan nyanyian bermelodi lirih. Kesendirian bukan selamanya berarti mati.

Bagan batu, mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun