Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Meratap Dahan kepada Daun

3 Mei 2020   08:28 Diperbarui: 3 Mei 2020   10:12 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ratap. Merataplah selagi embun belum jauh, tunas-tunas baru belum tumbuh. Menangislah sesukamu, menjeritlah sekiranya sesak masih dadamu. Itu melegakan, akan menumpahkan segala sesal, biarkan beban terbawa hembusan.

Bersimpuhlah memohon ampunan. Tiada terhinakan pengakuan, tiada tercemar nama besar.semakin dalam merenungkan, semakin besar penyesalan, kerak-kerak noda tersucikan, gumpalan dosa perlahan sirna. Satu demi satu, sedikit demi sedikit

Seperti dahan meratap kepada daun, mohon pengajaran tentang kepasrahan. Dahan punya kekuatan, tapi rapuh menghadapi godaan. "Ajarkan aku tentang pasrahmu, kan ku simpan di serambi hati."

Daun tersenyum, perlahan tua dan mengering. Ketika angin datang memanggil, daun pasrah menjalani takdir. Melayang dari ketinggian, terjerembab di tempat basah penuh kehinaan. Pasrah tanpa niat perlawanan.

Bagan batu, Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun