Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Untukmu A I U E O

2 Mei 2020   11:18 Diperbarui: 2 Mei 2020   11:40 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untukmu. Tempat aku menitipkan anak cucu, sekaleng biskuit sebagai bekal pengembaraan, sekantung besar biji mahoni sebagai bantal. Ku percayakan setiap jengkal tanah persada engkau genggam, ku biarkan mutiara hitam engkau sulap menjadi nominal. Leluasamu menuliskan undang-undang, seleramu menentukan mana kebenaran sebagai sandaran. 

Untukmu. Celotehmu ku anggap penyangga langit, sikap jalanmu tolok ukur memerdekan bumi. Tanpa komentar tanpa tendensi, tanpa kritikan tanpa koreksi. Lajumu ku ikuti, arahmu telah lama aku pedomani.

Untukmu. Ku tarik ulang pengasuhan, ku tinggalkan surat wasiat di bawah bantal, "Untukmu, ku selamatkan anak cucu dari kemarau panjang, kan ku bagi ulang biskuit merata setiap simpang. Nominal ku tanam kembali berwujud mutiara hitam."

Untukmu. Ini bentuk keprihatinan 

Bagan batu, April 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun