Senja belum lagi sempurna mematut diri, semburat jingga menyapa manja di balik mega, aroma kenanga menguar sepanjang garis batas lapar dan dahaga. Lelah seluruh raga di panggang siang yang terik bersekongkol dengan matahari, anginpun bersembunyi menyimpan sunyi, hanya celoteh serangga malam yang bergegas mengambil alih.
Sepiring martabak manis menangis dalam sedih, tangan-tangan terampil menata rapi berjajar di meja makan. Secangkir besar minuman dingin menemani, seporsi roti lapis keju tersenyum silih berganti. Menunggu sang empunya sebentar lagi, decak nikmat kan menghias kepuasan diri.
Nun jauh di balik bayangan senja, di tengah gorong-gorong berair kecoklatan, wajah-wajah memelas menungguh keajaiban. "Mungkinkah martabak manis pindah kesini?" bisik lirih rintih pedih perut merintih. Tapi siapa peduli.
Bagan batu, april 2020