Dinding kaca penyambung rasa
Dua mata memandang penuh iba
Sejuta rindu sejuta nelangsa
Bercampur membakar dada
"Cepat sembuh kekasihku"
Bisikku kepada ruang hampa
Setangkai mawar merah meratap
Kelopak mulai layu di beranda
Sekat tebal memisahkan, jarak batin tetap mendekatkan. Tanpa bicara tanpa kata-kata, tapi rasa di dada tetap menyapa. "Cepat sembuh kekasihku," agar mawar merah tetap mekar di sudut taman.
Aku hampir tanpa daya, tapi aku tetap berusaha. Perpisahan ini hanya sementara, karena mentari kan bersinar membawa asa. Derita tak hendak memisahkan, rasa sakit bukan ingin menjauhkan. Ini hanya sekedipan mata, berlalu dan hilang bersama senja
Aku tetap disini, saat ini dan sampai suatu saat nanti. Selamanya menunggu senyummu. "Cepat sembuh kekasihku."