Duh! Rasanya dua pilihan yang sama-sama tidak enak. Kondisi manapun yang harus di hadapi, dua-duanya membawa akibat yang merugikan bagi diri sendiri dan orang lain, terutama keluarga dan orang-orang terdekat.Siapa sih orang yang mau kelaparan? Lapar itu benar-benar menyiksa batin dan perasaan. Kondisi kurang gizi hingga nutrisi, ujung-ujungnya daya tahan menurun dan bisa penyakitan.
Tapi siapa pula orang yang mau jadi penyakitan. "sakit itu benar-benar penderitaan." Tidak bisa bekerja mencari nafkah, di tambah ongkos pengeluaran untuk biaya berobat yang bisa jadi tidak tersedia di anggaran rumah tangga. Apalagi bila penyakitnya itu semacam wabah yang menakutkan seperti virus corona, penderitaan yang luar biasa.
Begitu yang dirasakan oleh sebahagian besar orang-orang miskin yang hidupnya pas-pasan. Para pekerja harian yang mengandalkan penghasilan dari berjuang memeras keringat setiap hari, untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Sehari berdiam di rumah, berarti tidak ada pemasukan untuk kebutuhan  makan keluarga. Keluar rumah, virus corona bisa-bisa menulari badan. Seperti buah simalakama, bagi orang-orang miskin keadaan saat ini benar-benar menjadi dilema.
Anjuran pemerintah agar masyarakat jangan keluar rumah, pasti memiliki tujuan positif. Ini bisa jadi salah satu cara untuk memutus penyebaran virus corona yang sedang mewabah. Bagi orang kaya dan mampu secara finansial, berdiam saja di rumah pasti bukan masalah besar. Tapi bagi orang miskin, Siapa yang mau memberi mereka makan?
Maka dalam keadaan wabah corona tengah merajalela, banyak orang-orang miskin tetap berjuang mencari napkah di luar rumah demi keluarga. Mereka bukan golongan pembangkang yang ingin mengabaikan anjuran penguasa, mereka bukan orang-orang yang ingin mencelakakan diri sendiri, keluarga, dan orang lain dengan mengambil resiko tetap bekerja di luar rumah.Â
Tapi keadaanlah yang memaksa mereka terpaksa tetap menempuh segala resiko dengan tetap beraktivitas seharian di luar rumah. Anak istri butuh makan, keluarga perlu di penuhi kebutuhanya.
Seharusnya pemerintah ketika mengeluarkan anjuran bahkan kebijakan harus komplit disertai dengan solusi menyeluruh terhadap akibat yang timbul dari kebijakan itu. Masyarakat kelas bawah itu bukan masyarakat yang neko-neko menuntut macam-macam kepada pemerintah. Rakyat hanya ingin hidup tentram, aman, dan tercukupi segala kebutuhan seperti pangan, sandang, dan perumahan.
Bila orang-orang tak berpunya tetap nekat bekerja keluar rumah di tengah mewabahnya virus corona, mereka bukan ingin kaya, mereka bukan sedang rakus harta. Mereka hanya sekedar ingin bertahan hidup, mereka hanya ingin anak istri tidak kelaparan di rumah.
Semoga langka nyata dari pemerintah segera menyasar kalangan bawah. Dan semoga virus corona segera reda dari bumi Indonesia dan dunia.
Salam berjuang untuk rakyat miskin. Â