Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mungkin Ini Penantian yang Abadi

24 Februari 2020   09:51 Diperbarui: 24 Februari 2020   09:46 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam baru berjalan seperempat bagian, langit utara telah memenuhi ruang dengan sketsa garis bintang Alalaliya. Bulan sejak senja mematung di cermin cakrawala, diam dalam kesendirian, membisu memaknai hidup yang terus berlalu

Aku membeku dalam lintasan waktu, memandang keajaiban malam dari selembar sajadah tua. Air mata telah tertumpah, segala dosa dan salah tergambar nyata. Penantian akan pencerahan abadi yang masih terus di nanti, sepanjang masa

Berteman dengan air mata, berkawan dengan penyesalan merebus dada. Mendidih kesadaran hingga memuntahkan lahar pertobatan. "Tuhan, dalam diamku penuh jutaan pintaku. Dalam kesendirianku hanya berharap uluran rahmatMu"

Bagan batu, ini hari baruku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun