Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kata-kata Tidak Bermata

9 Januari 2020   06:50 Diperbarui: 9 Januari 2020   06:55 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku tulis kata dengan mata terpejam. Buta hati tak mampu meraba arti, gelap pekat berdinding ironi. Cahaya tak membekas pada sanubari. Gelap, bahkan kunang-kunang hanya menangis menyaksikan. Selebihnya adalah sedih

Kata pertama adalah dusta, kata kedua propaganda. Berseling beberapa angka manipulasi, di ikuti tanda baca penuh korupsi. Mengecewakan, tapi itu kenyataan

Kemana hati yang bersih? Kemana jiwa berkarakter ksatria sejati? Semua yang baik telah tenggelam di dasar jurang samudera kepentingan

Berhenti atau lagi. Teruskan mencari atau menikmati! Tangan setan telah mengunci lidah, jerat iblis merampok jiwa. Yang tertinggal adalah pena tak bernyawa. Berharap tumbuh tunas baru di ruang kaca

Bagan batu 9 januari 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun