Langit barat masih muram di bangku taman, rayuan angin berdesir tak sudi ia hampir, nyanyian bunga kenanga dengan simponi indah telah terasa hampa. Gelap telah menutupi segala cuaca, pekat tak tertembus sebarang cahaya, kerlip bintang tak lagi mampu hantarkan suasana. Lengang pada pandangan, sunyi bahkan mencekam setiap kali edarkan perasaan
Kaki terpasung oleh waktu yang membeku, sepasang tangan alam bersiap mengoyak tatanan, hiruk pikuk menempel pada cangkang peradaban. Selangkah di tebing terjal mematikan, sempoyongan di hempas badai yang berkunjung tadi sore
Lampu minyak tanah dari bekas kaleng sarden, meliuk tercipta bayangan hitam di dinding kusam, ciptakan panorama-panorama liar menggerayangi impian. Â Gelap kembali datang di luar kamar, mengetuk kesadaran yang lama hilang
Belok kiri belok kanan. Begitu terang dan gelap mengajarkan, tertera dalam laman hati yang tak jua mumpu di pungkiri
Bagan batu 2 januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H