Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Suara-suara Menggendong Makna

28 Desember 2019   09:26 Diperbarui: 28 Desember 2019   09:31 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara dengan aneka warna bekejaran membentuk suasana, tangisan tanpa air mata mengiringi di pinggir gelanggang. Tiap sebentar tembok tinggi roboh berserakan, menimbun kebenaran yang kian teetanam dalam, tak mampu mempertahankan secuil kenyataan

Garis-garis suara melintang, memutar, membelit kesegala arah. Derit daun pintu berhimpitan dengan protes para pendemo, suara mencicit anak burung pemangsa di sebalik dinding, menambah kacau suasana, menghadirkan kengerian tak terkira

Jubah-jubah kebesaran berhias tetesan darah, wqjah-wajah angkuh gelisah kehilangan suara. Tangis bayi di kejauhan bak orkestra, mengalun mengoyak dada, menghujam menusuk jiwa

Tarikan napas bagai sirene lokomotif, berat sarat beban bertumpuk dan berhimpit. Setiap jalan di penuhi lolongan panjang, meraung dan menjerit meluapkan nelangsa batin. Adakah yang bermakna dari itu semua?

Bagan batu 28 desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun