Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pucuk Daun Singkong Kesukaan Ibu

22 Desember 2019   07:33 Diperbarui: 22 Desember 2019   09:55 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barisan rumpun waktu mengingatkanku akan sesuatu, peristiwa lama kembali hadir menempel di ujung pucuk daun singkong. Berkelebat wajah lembut dengan senyum menebarkan harum, sekejap kemudian hilang melayang seiring rintik hujan membasahi

Tiap kali ku pandang pasti akan datang, setiap ku ingat pasti bayangan itu mendekat. Entah pagi entah senja, ada cehaya bahkan dalam gelap gulita. Bayangan dengan senyum yang sama kembali hadir, berulang dan terus berulang, hingga aku merasa tiada dan ada tak berjarak adanya

Entah berapa tangan hendak memetik pucuk daun singkong, entah berapa kali petir halilintar menggoda ingin memiliki. " jangan! Itu adalah kenanganku. Tempat aku menemukan wajah ibu, tempat aku merasakan kasih sayang dari tatapan penuh kehangatan. Ibu"

Mungkin suatu saat nanti di zaman yang telah berganti, aku kan menemani ibu di pucuk daun singkong. Memeluk dan mencium penuh kasih sayang, bercerita dan berbincang tentang banyak hal. Kenakalanku, kedunguanku, kecerobohanku, kemalasanku. Ibu hanya tersenyum memandangku

Ku pasang papan pengumuman dengan hurup kapital, warna merah menyala agar mampu membakar mata," JANGAN ENGKAU PETIK PUCUK DAUN SINGKONG. SEBAGAI GANTI AMBILAH YANG ENGKAU MAU DARI APA YANG KU MILIKI"

Setiap hari adalah hari ibu, setiap saat adalah bakti untuk ibu. Setiap tarikan nafas bahkan ada deretan nama seorang ibu

Bagan batu, seperti ketika itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun