Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kepada Senja yang Silaunya Hantarkan Suasana

20 Desember 2019   18:42 Diperbarui: 20 Desember 2019   18:47 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja tiba-tiba telah duduk di beranda rumah, Aroma wanginya memenuhi setiap jengkal bayangan yang tercipta, kadang meliuk-liuk menutup celah rindu menggantung di dinding, terkadang tegak diam dalam buaian angin. Aura senja menjamah semua benda yang ada, kabar bahagia sepertinya ingin segera di hadapkan, entah masa lalu atau masa depan

Seketika aku teringat wajah ibu, berkelebat cepat menyergap kesadaran yang hampir lumpuh. "Di mana ibu?" Suara derit pintu seakan memutus anganku, Ya di mana ibu sekarang. Adakah ia tengah tersenyum bahagia di syurga sana, di layani ribuan bidadari dan peri bermata jeli? Ataukah beliau termenung memandang langit dunia, tempat bayangan anaknya memenuhi awan dengan gambaran sengsara

Ternyata senja menyadarkanku tempat berkeluh kesah telah tiada, menyapaku dari balik gulungan mega bersulam emas, melambaikan tangan memberi ingat dengan lembutnya, "awas! Jalan yang engkau tempuh penuh bujuk rayu, jangan engkau pernah tertipu, anaku."

Telah ribuan kali senja mengunjungi, telah jutaan kali isyarat suci selalu di beri. Tapi baru saat ini arti dan makna ku pahami, pesan dari alam ketinggian menghujam membelah hati

Bagan batu, seperti ketika itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun