Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Menjelang Sore pada Suatu Hari

19 Oktober 2019   14:57 Diperbarui: 19 Oktober 2019   15:20 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua tanganku telah penuh uang berbuku-buku, saku depan saku belakang membengkak di jejali dolar, tapi bau nafasku belum lagi aroma uang, otak kosongku belum lagi terisi nominal. Aku gelisah, apakah gedung merah-putih masih buka?

Berkarung-karung harta ku simpan di bawah tanah, kunci pembuka ku buat dari potongan mantra, siapa kan mampu menjebol  brankasku? Sedangkan silumanpun tak mampu bila di suruh

Aku ingin membawanya kealam kematian, menaburkan kemewahan pada jalan syurga yang ku hayal, menaiki cahaya dari hasil suapan, membangun mahligai indah uang bancakan

Tapi siapa yang akhirnya berhianat, jalan rahasia telah terbongkar anak KPK, jantungku teriris pecahan rupiah, dadaku bergemuruh di anggap rasuah. "Aku ini manusia suci!" Ucapku terus menerus tiada henti

Bagan batu 19 oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun