Tang ting tong, tong ting-ting tong. Hujan emas di negeri sendiri, hujan batu di luar negeri, koq saudaraku banyak yang terpaksa jadi TKI? Seberangi lautan, berayun-ayun di atas gelombang, jadi permainan. Lumayan, bisa mengisi pundi-pundiÂ
Aku tahu kapasitasmu! Ngomong sebanyak-banyaknya, ngalor-ngidul nggak jelas juntru ganya. Ngapain pakai dasi? Pegang pena seperti menari, pegang kuasa bagai memiliki. Bukan dirimu loo, nggak sampai hati tunjuk diri, ntar kualat.
Sakaratul maut bisa datang kapan saja, lagi minum kopi, makan bakmi, duduk di kursi, bahkan bisa jadi sarapan amunisi. Yang penting jujur dan akur! Sampeyan pasti manggut-manggut. Asal ojo inggih mboten kepanggih, yes or no? Lawan kata nggih mboten
74 tahun merdeka semuanya berbahagia, tukang becak tetap tukang becak,yang asongan panggah asongan, yang pengangguran? Betah jadi pengangguran. Jangan khawatir, sebentar lagi di bayar. BPJS mundhak? Banyak orang berwisata. Nggak nyambung!
Yang penting bersyukur, yang korupsi banyak nggak ketahuan. Lah yang ketangkep aja cengengesan, yang lepas malah kebingungan. Dasar kesetanan
Bagan batu 13 oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H