Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Awal Menjadi Penentu Akhir

13 Oktober 2019   06:52 Diperbarui: 13 Oktober 2019   07:10 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di titik nol alam semesta, tempat gugusan bintang bercengkrama mesra, bunga-bunga angkasa menguarkan aroma bahagia, kehampaan hanyalah kiasan, ketiadaan adalah kemustahilan. Biduan-biduan alam melantunkan nyanyian syahdu, semua terpaku pada sebuah proses yang utuh

Di tempat cahaya mentari masih bersinar murni, fartikel-fartikel kehidupan menghias setiap jengkal kekosongan, hati terasah merenungkan awal mula penciptaan, rasa di jiwa tak mampu mengungkapkan, betapa maha dahsyatnya kehidupan

Bulan berlari memutar, planet-planet mengitari matahari sebagai pedoman, bintang kerlap-kerlip setia tanpa ikatan. Bekejaran tapi tak berantakan, susul menyusul seakan telah terjadwal

Adakah pelajaran dari setiap keteraturan alam, adakah hikma ketika kenyataan telah membuktikan, ketika awal menjadi penentu akhir, ketika pandangan lahir menggores batin,adakah yang tersisa di hati?

Bagan batu 13 oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun