Aduh biyung, memang cantik  penampakan. Noh tak sertakan postingan, lah pancen ngawur! Jadi hancur, ikut lebur, nggak terukur,malah tersungkur. Atiku cenat-cenut cemberut, bocah ayu hatinya layu
Manuuut, jari-jari ajaib pada tiung. Kepinginya viral dapatnya sial, sialan itu tulisan, sialan nasip kedepan, sialan main internetan, jadi pelajaran? Jangan sampai ada lagi korban. Korban kebodohan,korban kedunguan, korban kedengkian,korban pengorbanan. Tobat mak-e
Doa itu induknya ibadah! Tapi doa di rubah-rubah, sekali di ijabah yang maha kuasa, malah nyasar kembali pada diri sendiri. Lah siapa tadi yang mendoakan? Siapa pula yang mengaminkan. Insyaf yo nduk? Jadikan pedoman, padahal dulu sering belajar
Hidup masih panjang! Panjang umurnya, pa jang anganya, panjang masalahnya. Periksa postingan, ukur balik kerusakan. Mana tahu kita-kita lupa waktu, waktu itu, waktu dulu,waktu sekarang, waktu engkau berkata sopan. Apa yang mau engkau tanam? Mangga kebencian? Jeruk kemunafikan, durian kebohongan? Atau kesialan bercabang kebangkrutan, berdaun memalukan, berbuah di penjara
jodohku cantik luar dalam, medsos bersih ujaran kebencian. hoaks? Itu adiknya kebohongan, saudaranya kedustaan,tetangganya kemunafikan. Coba periksa ayat-ayat suci? Tercela loh menebarkan kebencian. Aku nggak benci kamu, kamu masak benci aku. Kamu tahu benci? Campuran tepung kanji di goreng, oh...ternyata itu cireng!
Bagan batu 12 oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H