Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Saat Daun Berguguran di Hembusan Angin

2 Oktober 2019   17:58 Diperbarui: 2 Oktober 2019   19:36 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin berputar menyapa ingin, dahan-dahan bergoyang seiring irama alam, ranting-ranting kecil saling berpegangan dalam diam. Semua sedang menunggu takdir,sehelai daun mana yang akan menjumpai akhir

Sehelai daun pamit dengan nada sendu, tak ada air mata sebagai tanda berpisah, mulut terkatup tak ada suara sebagai pembuka. Saatnya telah tiba, sehelai daun pasrah akan kodratnya, menjumpai kepastian kehidupan yang menemui akhirnya

Selamat jalan daun yang memenuhi janji hidupnya, mengabdi bagi alam tanpa pernah mengharap pamrihnya, siang malam meneduhkan suasana tanpa hiraukan kering pada tubuh yang semakin renta. Aku tak mendengar tangis berkepanjangan, hanya semilir angin yang mengiringi kepergian tak tertunda

Mengapa keikhlasan menjadi mahkota, sedang perpisahan adalah ritual mencabut kebersamaan menjadi kesendirian. Aku masih menangis mengisahkan kisah ini, sedang sehelai daun yang gugur di hembusan angin, melayang ringan menemui takdir. "Tidak perlu iringan duka cita, karena aku kan mengabdi ditempat lain"

Sehelai daun menampar kesadaranku sebagai manusia, kadang pongah memandang dunia dengan angkuhnya, menangis tersungkur hanya karena derita ternyata mencampakan jiwaku rapuh tanpa daya. lebih berhargakah sehelai daun yang pasrah menjemput takdirnya? daun itu menusuk hatiku dengan diamnya

Bagan batu 2 oktober 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun