Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Sass

24 September 2019   06:47 Diperbarui: 24 September 2019   07:04 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku kan pergi ketanah perang, berbekal sakit hati pada peradaban, mengunyah kebencian yang mengotori gigi. Mataku telah memerah membakar jalan pikiran, ototku mengeras laksana aspal yang membara

Aku kan membakar matahari, menjadikanya menangis karena angkuh selama ini, mengajarkanya tentang apa arti paling dibenci. Tak ada lagi yang akan memuji, tak ada lagi yang akan menanti

Jubah kebesaranku telah terkoyak di makan penghinaan, dadaku berdarah menanggung luka tikaman kebiadaban. Hatiku telah kering dari darah segar kemanusiaan, mungkin jiwakupun telah mati dipijak kemajuan zaman

Tunggu aku ditanah perang, kibasan pedangku kan menumpas segala gersang. Tunggu aku datang menerjang, kan ku robohkan benteng tebal tempatmu bersemayam

Bagan batu 24 september 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun