Apa kabarmu kawan? Bekas luka di wajahmu mulai mengering, mungkin debu dan angin sering membelai. Bagaimana dengan hatimu? Semoga coretan kelam peperangan telah terhapus, hitam hangus tersimpan dalam bungkus
Engkau masih mampu berceloteh tentang kucing kesayanganmu, merasakan cakarnya sering manja menggores mengucurkan darah. Itu tak seberapa menurutmu, berondongan peluru pernah menjadi hujan bagimu
Tanamlah mawar di ransum makanan, begitu pesanmu tiap kali peperangan hendak di mulai, siramlah minyak zaitun di tapak kaki yang gemetar oleh dentum mesiu, ucapmu berulang kali hingga aku menganggapnya mantra sakti
Jangan duduk diatas puing, kawan! Itu bekas ladang pembantaian yang tertutup krisan. Mungkin begitu caramu melupakan kepedihan, atau engkau sengaja menanamnya di bawah mata kaki
Bagan batu 16 september 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H