Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Satu Bait Lagi

27 Agustus 2019   06:48 Diperbarui: 27 Agustus 2019   06:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Engkau yang ada di sana, di bawah sebatang pohon yang bercabang ganda, menunjukan kebimbangan hingga berguguran daunya. Berteduh menyembunyikan sepi dari kejaran keramaian yang menyiksa

Ranting-ranting kurus tak lagi terurus,satu dua ulat bulu menatap resah dunianya yang gersang. Kemana perginya hijau daun setelah peperangan api dan air, hanya menyisahkan kenangan tentang kedamaian yang terakhir

Engkau coretkan aneka kata di batang pohon yang hampir rebah, arang hitam sisa pembakaran jadi tinta yang mengharukan. Jejak-jejak peradaban telah terpanggang, aroma keindahan telah bertumbangan

Satu bait lagi sebelum pohon tempatmu berteduh akan mati, meranggas memutus napas yang tiada arti. Daun telah lama pergi, akar menghujam bumi tapi tak kokoh lagi,hanya bait puisi ini yang masih di nanti, semilir angin adalah lagu duka cita yang mengiringi

Bagan batu 27 agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun