Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Siang di Danau Launapangga

21 Agustus 2019   13:01 Diperbarui: 21 Agustus 2019   13:28 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terik datang menyapu gusar dari pucuk rerumputan, ikan berenang sambil memainkan kecipak air di permukaan, sesekali burung elang menyambar lalu terbang, seakan menggambarkan hatiku yang sedang terbakar

Sayup-sayup di hutan yang terbakar sebahagianya, siamang memekik berang pada siapa saja yang mendengar, "mengapa habitatku terkorban, mengapa alamku terpanggang"

Hatiku menggelepar di tumpukan arang sisa kayu terbakar, hitam legam pada pandangan, suram terbentang pada harapan. Tangan siapakah yang sebabkan kerusakan, hati yang keji manakah timbulkan kehancuran

Kupalingkan wajah pada danau yang sunyi membisu, seakan murka pada bangsaku yang tak jua berhati pilu. Alam di sembelih dengan aneka dalih, habitat di tumpas sebagai pemuas

Bagan batu 21 agustus 2019

*ditulis dari atas onggokan arang hitam sisa hutan yang terbakar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun