Bahkan pernyataan-pernyataan yang senada semakin gencar di sodorkan ke publik ketika kampanye pilpres berlangsung. Baik di kubu Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin, maupun di Kubu Prabowo-Sandi, para politikus partai politik beramai-ramai mengaku mendukung para capres tanpa mengharap imbalan kekuasaan. Rakyat tepesona, rakyat memberikan simpati luar biasa.
Tapi begitu pilpres sudah jelas dan pasti siapa pemenangnya, barulah belang sesungguhnya dari para elit politik tersingkap ke publik. Partai A minta sekian, karena paling berjasa. Partai B juga minta jatah menteri sekian, karena merasa sebagai partai pendukung sejak lama.
Akhirnya, jabatan menteri sebagai pembantu presiden sudah dikapling-kapling oleh partai politik. Walaupun secara undang-undang presidenlah yang punya hak mengangkat dan memberhentikan seorang menteri, tapi kenyataan dan fakta bisa berbicara lain. Parpol pendukung, dan parpol diluar pendukung yang dipandang bisa menjadi sekutu di pemerintahan ternyata lebih dominan sebagai penentu siapa-siapa yang akan menjadi pembantu presiden.
Maka seperti judul artikel ini, "Jokowi Orang Baik, Berilah Pembantu yang Terbaik." Ini lebih sebagai himbauan kepada elit parpol pendukung Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin, agar kiranya bisa lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, dari kepentingan diri sendiri dan partai politiknya.
Semoga pak Jokowi bisa memilih para pembantunya dengan lebih leluasa,dan bagi elit parpol yang sudah "menodong" pak Jokowi dengan minta jatah menteri,sebaiknya berpikir ulang tentang kepentingan bangsa dan negara.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H