Seribu jalan dengan aneka rintangan telah kita lalui, onak dan duri bagai goresan melody yang tak henti melukai, jilatan debu tak urung mengusap perih hingga sanubari, menciptakan kenangan di peredaran masa yang silih berganti
Kini, ketika langkah sejenak terhenti di persimpangan jalan, aneka siulan memanggil hendak berikan arah. Engkau dan aku tergagap menyadari arti kebersamaan, seÄ·ian lama seiring sejalan, tapi hati kita masih di ruang dan masa yang berbeda
Sengaja ku tulis aksara perpisahan di lembaran awan, agar jadi pedoman bila kita saling menyalahkan di lain kehidupan. Ku tulis pelan tentang perasaanku pada hatimu, agar tergambar betapa sayangku masih seperti dulu
Surat terakhir sebelum ku melangkah jauh, rangkuman kata hati yang di ramu dengan huruf rindu. Awal dan akhir adalah tentang penggalan indah kisah itu, ketika bahagia tak mesti harus memiliki, ketika setia adalah merelakan sebahagian hati
Bagan batu 8 agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H