Puisiku telah penuh. Berjejal berdesakan di lemari buku, bergelantungan menghiasi langit-langit ruang tidurku. Mungkin rayap dan ngengat mulai berminat, mencuri renyah diksi-diksiku, ini yang menggangu tidur malamku
Ku pilah satu persatu. Ku bersihkan dengan lembut seturut rasa hatiku, ku hangati dengan cinta yang menggelora membakar jiwa, ku anginkan dengan hawa bahagia yang masih ku punya
Ah ini adalah puisi tentang wanitaku, walau sebahagian diksi di selimuti debu, walau tanda baca telah banyak yang di ambil senja, tapi masih ku tangkap aroma melati di setiap baitnya. Wanitaku memang makhluk spesial, puisi picisan bisa berubah jadi untaian berlian
Puisi tentang kemarahan ku bersihkan dengan pelan, khawatir mengusik barisan huruf yang sedang diam. Penggemarku pernah berkata "Kang,endapkan marahmu. Hingga tak berbekas di sanubarimu"
Bagan batu 4 agustus 2019
#kumpulan puisi "satu wanitaku"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI