Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menggelegar Sangar tapi Lembut di Dalam Perasaan

2 Agustus 2019   06:20 Diperbarui: 2 Agustus 2019   06:30 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendung hitam mendadak menutup cakrawala, bayi-bayi  ulat sutra meringkuk risau dalam hampa, seakan pertanda kedatangan sang marah mendekat nyata, sejengkal menyulut kegundahan jiwa

Kupu-kupu telah lama tenggelam dalam lamunan, kelopak mawar menanti sia-sia rintik pertama hujan, "kapan dahagaku kan terbilas air kesejukan, kapan pedihnya penantian tersapu butiran dingin kasih sayang"

Halilintar menyambar gulungan mega, menghantarkan gentar memporak-porandakan rasa. Terlalu angkuh mengakui keberadaan diri, terlalu culas menyadari hakikat sejati

Menggelegar sangar tapi lembut di dalam perasaan, merobohkan kesombongan tanpa melukai keadaan. Mengiringi jutaan rahmat tercurah bagi alam, pengingat diri betapa lemah pada hakikat siapa diri

Bagan batu 2 agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun