Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Engkau Memanggil Namaku

27 Juli 2019   06:29 Diperbarui: 27 Juli 2019   06:33 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di setiap tetes air hujan engkau memanggil namaku, mengirimkan pesan kepada awan, menyatakan kerinduan pada burung camar yang beterbangan. Aku mendengar tapi tak mampu beri jawaban, aku merasakan tapi tak mampu beri kepastian

Di antara sekat-sekat pemisah jumpa, di sela-sela tabir penghalang pandangan dari ingin bersama, aku mampu merasakan getaran itu selalu menderu, mengguncang setiap sudut terdalam di dasar kalbu

Ketika engkau memanggil namaku dengan jalaran rindu, bagai ribuan arus listrik menyentakan kesadaranku. Tapi selubung tipis bagai jurang pemisah tak bertepi, jauh dari jangkauan hati, walau dekat dalam pandangan mata

Panggilah namaku berulang kali, berharap getaran yakinmu merobohkan dinding pemisah terjadi. Kan ku balas ribuan kali, walau suaraku hanya terdengar bagai angin sunyi

Bagan batu 27 juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun