Engkau menyebutku dungu, ketika angin menerbangkan puing rembulan, mengombang-ambingkan hati dan perasaan tak tentu tujuan. Aku tetap terdiam, cabikan kata-kata menyayat dalam membelah dada, caci maki menghujam menimbulkan perih tak terobati
Bahkan engkau menuduhku sengkuni, hari ini berdiri di barisan putih, esok atau lusa menyeberang membawa lain bendera. Aku hanya menatapmu, bahkan ketika air ludahmu menghina harga diriku, aku tak hendak membalasmu
Tenang-tenanglah, ketika di puncak gelombang pasang. Sedetik datang menjulang, sekejap mata pergi menghilang. Hanya butiran keringat yang tersisah, hanya goresan luka yang tak membuat aku mati sia-sia
Tenang-tenanglah, saatnya pasti kan tiba. Engkau akan tenggelam bersama sumpah serapah, engkau akan menghilang bersama masa. Yakinku itu, tenang-tenanglah
Bagan batu 18 juli 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI