Hari-hari belakangan ini, kita disibukan dengan isu panas tentang sosok-sosok yang pantas di pilih presiden sebagai pembantunya di kabinetnya nanti. Ada yang mengusulkan si A, ada yang menjagokan si B. semuanya sah-sah saja, tapi keputusan terakhir ada di presiden terpilih, bapak Jokowi.
Dengan kemampuan yang dimiliki dengan kekuatan sumber daya, sumber data, sumber informasi,dan jaringan luas hampir menyentuh semua lini kehidupan bernegara, rasa-rasanya sebagai presiden terpilih secara demokratis, pak Jokowi tidak akan kesulitan menemukan seorang yang pantas di ajak masuk di pemerintahanya mendatang.
Dulu siapa yang kenal dengan ibu Susy Pudjiastuti, tapi pak Jokowi dengan kemampuan yang dimilikinya, mampu menemukan kehebatan dan kepiawaian dari seorang bu Susy. Ini sekedar contoh nyata,betapa sebagai pemimpin negara dan kepala pemerintahan, pak Jokowi benar-benar memiliki segala yang di butuhkan untuk mencari, menjaring, memilih seorang menteri.
Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika presiden membutuhkan dan mencari pembantu-pembantunya yang tepat untuk mensukseskan visi dan misi pemerintahan kedepan. Intinya, mencari seorang menteri itu hal yang sangat gampang bagi seorang presiden Jokowi.
Ini baru sulit
Di titik inilah, kesulitan dan rintangan untuk mencari sosok yang tepat sebagai pembantu presiden jokowi menemui sekian banyak hambatan. tidak serta merta seorang Jokowi bisa begitu saja mengangkat seorang menjadi menteri, tanpa mempertimbangkan,mendengar,dan memperhatikan pandangan parpol pendukung.
Mosok sudah capek-capek mendukung,para elit parpol tidak kebagian manisnya duduk di pemerintahan.walau dalam banyak kesempatan para tokoh partai pendukung berkoar-koar tentang tidak adanya bagi-bagi jabatan, dukungan ikhlas tanpa imbalan atau mengharap keuntungan, tapi politik yang tujuan utamanya adalah kekuasaan, rasa-rasanya sulit untuk mempercayai kata-kata manis para elit parpol.
Nah,ternyata mencari seoran calon menteri itu adalah gampang bagi pak Jokowi.yang paling sulit adalah menghadapi kemauan para elit partai pendukung.
Yakin para partai pendukung Jokowi tidak berharap kadernya menjadi menteri? Kita tanya pada embun pagi.
Salam Indonesia damai