Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Seutas Maaf yang Terlambat

7 Juli 2019   00:07 Diperbarui: 7 Juli 2019   00:57 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan maksut hatiku bila hujan murung malam ini, titik air terasa enggan menyentuh hati, dingin yang membasahi ternyata tak sudi lagi. Cawan-cawan luka masih tengadah, butiran-butiran air mata masih tertumpah. Hujan tak mampu membasuhnya

Maafkan bila kata-kata berubah pedang bermata tega, mengoyak membelah di rongga dada. Kata pertama adalah malapetaka, kata selanjutnya lebih menyiksa

Bila hujan tak lagi mendinginkan, bila halilintar terasa bagai menampar, maaf ku kirim sebagai obat, sekedar penutup luka agar tak berdarah

Seutas maaf yang terlambat tertambat, memutar segalah arah  melompat ingin. Biarlah kata telah musnah di bawa angin, biarlah sebentuk hati kembali bermain. Maafkan, aku tak sengaja

Bagan batu 7 juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun