Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Wajah Duka di Semburat Merah Kala Senja

5 Juli 2019   05:01 Diperbarui: 5 Juli 2019   05:04 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa bersalah bergelantungan di tiang-tiang cakrawala, setiap sebentar siap menghujam menusuk jiwa. Ketika seraut wajah tengggelam dalam duka, perih menyeruak mengoyak rasa, bagaikan seribu pedang mengobrak-abrik selubung jiwa

Dosa-dosa itu menjadi beban kemana kaki melangkah, timbulkan penyesalan tapi tak mengubah kenyataan, berpasrah kala senja menjenguk dengan semburat merahnya, berharap ada seutas asa tertinggal di dalamnya

Letih lelah mengguncang perjalanan, ketika kaki tak lagi kokoh melewati jurang rintangan. Menangis atau terdiam tetap pedih yang di pendam, berdiri atau rebah hanya kecewa yang menghantam

pada senja dan segala yang mengiringinya, pada kenyataan dan impian yang ternyata saling bertolak belakang. Kemana resah dan gunda hendak di titipkan, kemana sekedar bersandar ketika kaki mulai gemetar. Pada senja, segala yang ada di utarakan

Bagan batu 5 juli 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun