Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mati adalah Awal Perjalanan yang Abadi

4 Juli 2019   14:28 Diperbarui: 4 Juli 2019   14:41 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menangis meraung meratapi perpisahan, seakan ini adalah akhir dari perjalanan. Segala kenangan menyeruak di antara linangan, menjadi hymne tabur bunga yang menyesakan

Berharap mampu mengundurkan waktu, sekedar ikhtiar ingin menghindar. Mati itu pasti, maut senantiasa mengitari. Tak berjarak dari hembusan napas, tak berbekas di setiap kedipan mata

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, setiap yang fana  pasti akan kembali. Mati adalah awal dari perjalanan panjang, teramat panjang dari perkiraan

Menangislah sebelum mati menjumpai, meraunglah meratapi akan dosa diri, sebelum hembusan napas benar-benar terhenti. Engkau, aku, hanya sejengkal dari kepastian. Saat ini atau nanti, mati pasti menghampiri

Bagan batu 4 juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun