Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tuan dan Aku yang Pengemis

13 Juni 2019   22:35 Diperbarui: 13 Juni 2019   22:36 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuan, berilah aku sedikit ketenangan, bukan kokangan senjata yang membakar, bukan sambaran cahaya kemewahan yang ku makan. Tuan,ingatlah wajahku, aku yang mendudukanmu di atas kursi beludru, memilihmu karena yakin engkau tak lagi belagu. Itu dulu, ketika engkau membutuhkan dukunganku

Tuan,tunaikanlah sedikit janji manismu, kan ku jadikan sandaran bila lelah telah memburu. Sekedar menahan badan agar tegak tak mau rubuh, hanya itu pintaku, hanya itu yang ku mau, sesederhana penampilanku

jangan kau siram jalanan dengan uang, karna tak mungkin tumbuh tunas kepercayaan dari nominal. Apalagi bila berharap akan ada ranting kejujuran berdaun keikhlasan, itu terlalu jauh dari nalarku, bahkan memimpikanyapun aku tak mau

Tuan, dengarlah suara pintaku. Aku tetap akan menunggu,walau itu seusia jabatanmu

Bagan batu 13 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun