Bukan perkara mudah menerima kekalahan, bertubi-tubi peristiwa itu menyakiti, berulang-ulang kenyataan pahit itu menghampiri. Bukan perkara mudah, bahkan untuk sekedar menjejakkan kaki tetap kokoh di bumi, ketika sebahagian rasa di hati bercampur aduk bagai nyata dan mimpi
Tapi pada saatnya nanti ia akan menerima kenyataan ini, betapa  pedih ketika terbangun dari mimpi, betapa nyeri ketika harapan tak se elok angan-angan. Berulang kali di pecundangi, jatuh bangun tetapi suratan tangan seperti menghianati
Seperti kemarau yang tak berbekas di sapu hujam, seperti malam yang tega menelam siang, ia akan menyendiri di batas kemampuan diri, ia pernah ingin menggali kubangan sedih. Tapi ia lelaki sejati, yang pernah ribuan kali tersakiti, yang pernah tertatih-tatih meniti hari
Pada saatnya nanti ia akan menerima kenyataan ini, hidup bukan sekedar kalah dan menang, hidup bukan pertempuran siang dan malam, hidup juga bukan persaingan abadi dan kehancuran. Hidup ini hanya untuk kembali, mempersiapkan bekal untuk perjalanan esok hari
Bagan batu 13 juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H