Bukan, ini bukan tentang cantik dan tampan, bukan pula tentang gelap dan dan terang. Ini tentang hati, tentang perasaan yang tidak semua makhluk mampu merasakan, bahkan para pemegang panji cinta saling mendambakan
Engkau mendekapku, ketika hampir musnah semua asa di gerus waktu, engkau merengkuh hatiku, tatkalah kenyataan hidup terasa menipu mimpiku. Bahkan engkau tetap setia, ketika hadirku hampir tiada, ketika aku hampir tak mampu memaknai cinta
Seperti siang dan malam, tak pernah sepaham tapi selalu beriringan, seperti mendung dan hujan, relah meninggalkan demi kedatangan. Engkau sejatiku, bahkan ketika sebahagian jiwaku hampir layu
Ini memang bukan cinta biasa, hanya kita berdua yang sanggup merasakanya. Engkau tetap setia, aku tetap mendamba. Seakan semua derita adalah symponi indah di atas bianglala
Bagan batu 12 juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H