Ingin sejenak ku palingkan wajahku dari pandangan siang, agar bentangan awan yang memayungi siang tak melihat air mataku. Maafkan aku sayang, perih rasa hati membayangkan kekecewaan, menorehkan segala kepedihan karena kepulanganku tak tertunaikan
Maafkan aku sayang, baru hari ini aku mampu menuliskan bait puisi, membiarkan tinta dan pena merana terpejam ikut merasakan. Bahkan aku bingung kepada siapa hendak ku kabarkan, burung pelikan takkan mampu seberangi lautan, sementara kekecewaan dan penantian tlah kejam memotong jembatan
Maafkan aku sayang, kepulanganku mungkin untuk tahun depan. Kan ku ikat kuat rasa rindu di sandaran kapal, kan ku pintal kekecewaan bersama hembusan angin yang membekukan. Siang malam kan ku hembuskan napas hangat sebagai pengingat, agar hatimu kuat menggenggam barisan penantian
Maafkan aku sayang, hanya bait puisi yang ku persembahkan, semoga kecewamu sedikit terobati. Nantikan aku di lebaran tahun depan, kan ku bawa segunung rindu sebagai tanda setiaku
Bagan batu 11 juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H