Ketika semua warna keindahan telah musnah, titik titik hitam mulai berjatuhan bak rintik hujan, aku berdiri mematung pada sunyi, masih berharap ada secercah cahaya terakhir kan memanggil
pada sekian mata yang menyaksikan,pada keriuhan alam yang sedang meng-aminkan, ku pahat satu persatu huruf kapital inisialmu, ku gantungkan di jendela jendela bintang semua tentang kebaikanmu
Pada mata yang tak pernah berdusta, pada penglihatan nurani yang selalu terjaga, ku ingin mereka mengeja bersama, goresan aksara aksara indah kesetiaan manusia.
Mungkin aku terlalu berlebihan menilaimu, mungkin aku terlanjur memuja segala yang ada padamu, tapi mata tak pernah berdusta, selama jiwa senantiasa berpegang teguh pada amanah.
Bagan Batu, 5 juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H