Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Takbir dan Air Mata

5 Juni 2019   06:51 Diperbarui: 5 Juni 2019   08:01 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika embun pagi telah bersuci diri, dahan bunga cempaka ucapkan pujian pada ilahi, bercucuran air mata mengenang segala dosa yang pernah terjadi. Bagaikan tangisan semesta yang mengiringi, langkah kembali suci di hari nan fitri

Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar. Hancur seketika kesombongan diri, takhluk bersimpuh di kebesaran sang pemberi. Aku bagaikan debu di cakrawala, tertiup angin pagi tanpa tentu arah

Ya Allah tuhan yang maha memafkan, ijinkan aku bersimpuh di ujung penyesalan, mengais kembali segala kesadaran, kumpulkan segenap kesucian yang sempat tercerai berai. Ijinkan aku bertakbir mengagungkan namamu, biarlah air mata jadi saksi penyesalan dosaku

Bagan batu 5 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun