Beda zaman beda pula tuntutanya. Beda masa beda pula perilaku manusianya. Zaman dulu ketika seorang lelaki hendak serius mencari istri sebagai pendamping setia dalam kehidupan rumah tangga, para orang orang tua pasti mewanti-wanti agar jangan salah pilih calon istri. Pilihlah istri idaman sebagai jaminan hidup bahagia untuk selamanya.
Dan kriteria istri idaman di zaman dulu itu tampaknya cukup sederhana. Pintar masak, pandai mengatur urusan rumah tangga, sopan santun, itu sudah cukup bagi seorang wanita menjadi calon istri idaman.
Jangan coba coba calon istri kita tidak pintar masak, bisa bisa jadi gunjingan orang satu kampung. Apalagi menjelang lebaran, dulu ada tradisi mengantar masakan kepada orang tua ataupun kepada orang yang dituakan dan juga sanak keluarga. Bila masak pun tak pintar, bisa dipandang sebelah mata dalam pergaulan. Itu zaman dulu, ketika listrik pun belum pernah dinikmati, apalagi televisi dan segala yang modern.
Zaman milenial nan digital
Tapi zaman terus berubah,atas nama perkembangan zaman, perilaku manusiapun mau tak mau harus menyesuaikanya. Termasuk urusan mencari istri idaman. Sesuatu yang harus terjadi dalam siklus kehidupan manusia sampai akhir zaman nanti.
Di zaman yang serba digital dan modern ini, ternyata ukuran dan standar seorang istri idamanpun ikut berubah. Pintar masak, pandai mengatur rumah tangga, sopan santun, sepertinya hanya jadi syarat pelengkap saja. Bahkan mungkin sudah tidak masuk dalam hitungan.
Istri idaman di zaman sekarang malah lebih simpel dan relatif gampang. Asal bisa menggunakan smartphone canggih, pintar menggunakan medsos untuk segala keperluan, itu sudah mencukupi sebagai istri idaman. Loh bagaimana dengan urusan masak dan mengatur rumah tangga? Itu urusan gampang.
Suami minta masakan apa saja, ibu mertua yang cerewet mau makan malam di rumah, akan ada acara makan makan dengan sahabat atau masyarakat di rumah? Sang istri idaman tak perlu belepotan dengan bau asap dan mandi keringat di dapur.