Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Haryati

30 Mei 2019   22:00 Diperbarui: 30 Mei 2019   22:07 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kan ku ukir namamu di sepanjang jalan yang ku lalui, di kelopak bunga bunga yang mekar, di pembatas langit dan awan. Agar pulangku senja nanti, barisan senyumu masih menemani rasa jemuku, menyanyikan lagu kerinduan yang membakar

tlah seribu purnama engkau meninggalkan sunyi, berbilang hari berbilang malam bayanganmu menyendiri. Berlari di antara tabir tabir mimpi dan rembulan, menampakan siluet hitam di antara gugusan bintang

Haryati, ku sebut namamu bersama gerimis yang kadang datang, menjenguk kegersangan hati mengenang perpisahan. Haryati, ku ulurkan tanganku menggapai hadirmu, melewati kungkungan waktu yang terbelenggu

Aku tahu aku tertipu, semerbak wangi hadirmu hanyalah fatamorgana yang semu. Haryati, namamu masih ku simpan di bilik rinduku, selalu

Bagan batu 30 maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun