'Ning,elok  engkau kerumah uwak Damar sore ini,jemput mereka berbuka puasa bersama di rumah"
Suara mak Laila yang beri perintah kepada Ningrum ,anak gadis semata wayangnya.
'iya mak,tunggu Ning selesaikan bersih bersih rumah"
agak malas Ning menjawab,tapi perintah emaknya adalah suara syurga,anak berbakti musti menjunjung tinggi perintahnya
"tak usah kau tunggu sore,biar emak yang mengerjakanya.kau cepat mandi dan berangkat ke rumah uwakmu"
"iya mak,ning salin baju dulu"
bukan tanpa maksud mak Laila memaksa anak gadisnya menjemput makan bersama keluarga wak Damar,mak Lailah sangat berhasrat hendak menjodohkan Ning dengan anak lajangnya wak Damar.
"Dia tamatan pesantren modern,abah.sekarang kuliah di IAIN negeri,tahun depan pasti sudah wisuda"
Abah Muchsin hanya tersenyum sambil tanganya membelai mesrah beberapa helai jenggot yang tlah memutih semua.
"tak usah kau paksa anak kita mak,anak gadis sekarang beda dengan zaman kau muda dulu,sekarang biarlah anak gadis kita memilih sendiri jodohnya"
Abah Muchsin tahu tabiat istri tercintanya ini,bila sudah berkehendak,sulit di cegah.seperti ibu hamil yang ngidam mangga muda,biarpun larut malam pasti harus di kabulkan