Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Setetes Embun Menikam Hati

27 Mei 2019   08:34 Diperbarui: 27 Mei 2019   09:07 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersamamu setelah ribuan jarak kita lalui, menerobos hujan kecemasan, meniti kilatan kilatan petir menggelegar. Aku masih belum mampu menyentuh relung hatimu, berayun dalam balutan kasih sayang sanubarimu

Kini kita tlah di ambang senja gurun sahara, menemukan setitik harapan hanya fatamorgana. Aku hanya mampu persembahkan setetes embun, yang ku kusimpan erat di cawan hatiku, ku selimuti gulungan rindu yang mulai rapuh

Bersamamu adalah penderitaan, perjuangan untuk merebut serpihan kasih sayang. Bersamamu adalah  melelahkan, berusaha alihkan pandangan hati, setetes embun coba ku angsurkan

Tapi seperti kering kerontangnya kemarau, hatimu belum juah ranum menghijau. Haruskah ku tunggu hingga tetes embun mengering dalam dekapan, tinggalkan debu penantian yang jauh dari kepastian. Bahkan kini tetes embun mulai menikam hati, ciptakan perih tapi tak perlu di tangisi

Bagan batu 27 mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun