Bangun tidur pagi ini,kita sudah di suguhi kenyataan bahwa pilpres 2019 sudah usai,kompetisi,kejuaraan,perlombaan,apapun namanya dalam mencari pemimpin negeri ini sudah berakhir.apa yang kita cari,apa yang kita usahakan,semuanya sudah di takdirkan tuhan,KPU telah resmi mengumumkan siapa memperoleh suara terbanyak,ini adalah kenyataan.
Anda yang kemarin di panggil cebong,anda yang kemarin di panggil kampret,apalagi hari ini yang hendak kita pertentangkan,apalagi yang hendak kita perdebatkan.mari kita hidup kembali di alam kenyataan,mari kita bangun dari segala mimpi.
Kalah menang dalam sebuah kompetisi itu biasa,karena sebuah perlombaan memang mensyaratkan adanya menang dan kalah.kecewa pasti,sedih iya,tapi apakah rasa sedih dan kecewa itu hendak kita bawa seumur hidup? apa tidak ada yang lebih penting dari kesedihan karena pilihanya kalah,bagaimana dengan hidup kita, karir kita,keluarga,anak,kekasih,kelangsungan hidup,siapa yang akan mengurusnya? mereka para elit yang kita bela? Â bukan mereka,bukan siapa siapa,tapi diri kita sendiri yang harus meng usahakanya.
Kemarin ketika Barca di hempaskan Liverpool dalam liga champion,saya sebagai fans fanatik Barca  merasakan sedih luar biasa,ada beberapa hari malas dan muak ngomongin bola.padahal seandainya Barca menangpun,saya tidak mendapat apa apa.bahkan seandainya Barca yang juara,mereka yang mengangkat trofinya,Messi yang di perpanjang kontraknya.lah saya dapat apa?
Maka dari itu semua,mari kita tata kembali kehidupan kita yang sempat berantakan karena politik pilpres yang begitu kejam.biarlah para elit yang kini berjuang,karena merekalah yang akan mendapat keuntungan pertama dari setiap kemenangan.
Semoga kita bisa kembali merajut persaudaraan dan persatuan bangsa.salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI