Aku masih belum mampu memahami alur pikiranmu tentang sepotong mimpi, engkau menangis meraung raung ketika mimpi menyodorkan potongan bulan terbelah tuju. Bahkan engkau menggigil ketakutan, ketika di sekujur malam mimpi menghadirkan sekelebat bayangan tentang perpisahan
kini kita berdua hidup bersama potongan potongan mimpi, engkau menyapaku mesrah ketika mimpi membisikimu tentang rasa setia. Bergandengan tangan menuruni lembah keindahan, setelah potongan mimpi menasehatimu akan kebahagiaan
Sampai kapan aku dan engkau hidup melayani mimpi, duduk termenung di teras rumah, terpaku kosong menatap kering rerumputan di senja hari, berharap potongan mimpi sudi menepi malam ini. Cukup sekali ini, agar aku berkesempatan merawat hati kekasihku dengan siraman air bercampur mawar
jika potongan mimpi kembali datang membangunkan mimpi, biarkan aku memeluk erat tubuh wangimu, biarkan sekujur rindu dan keindahan menjalar, menasehati potongan mimpi tentang kenyataan. Bahwa ada aku di sampingmu, menawarkan mimpi yang lain dalam dekapan
Bagan batu 18 mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H