Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bangku Taman Kehilangan Hatinya

5 Mei 2019   06:39 Diperbarui: 5 Mei 2019   06:47 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyendiri teronggok dalam kebekuan sunyi, seakan menangisi musim yang cepat berlari. air mata kepedihan kini bagai teman siang dan malam, menghancurkan tapi perlahan dinding dinding kesetiaan

Tikaman rindu bagaikan malaikat maut mengucap salam,jauhkan harapan kembali terbang bersama awan.adakah waktu barang sebentar,menanti kembalinya hijau ranum musim bersemi

Bangku di taman yang kesepian,seakan mengabarkan arti kesetiaan berujung penderitaan,musim berganti,angin terus berlari.bahkan ketika petir dan hujan saling bermesraan,bangku taman tetap terdiam dalam penantian

Bagan batu 5 mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun